Arema FC sangat serius untuk menggunakan permainan keras pada pertandingan lanjutan Liga 1 2020 bulan Oktober nanti. Hal ini terlihat dalam internal game yang dijalankan tiap kali melakukan latihan.
Hal itu dilakukan bukannya tanpa sebab, pasalnya mereka ingin dapat mengembalikan karakter lama klub. Keras serta mengandalkan kekuatan. Wajar, saat ini klub berjuluk Singo Edan tersebut kehilangan pelatih beserta legiun asing seperti Jonathan Bauman dan Oh In Kyun dari jajaran pemain. Sementara itu pelatih, Marcos Gonzales dan Mario Gomez bergabung dengan Borneo FC.
Kuncoro selaku asisten pelatih Arema FC, mengaku bahwa timnya tengah mengusung permainan keras saat latihan. Sebab itu nantinya bakal terbawa ke pertandingan sesungguhnya.
“Latihan saat ini kami menginstruksikan untuk lebih serius. Khususnya ketika game internal. Sebab apa yang dibiasakan saat latihan akan terbawa ketika laga sesungguhnya,” ujar Kuncoro dikutip Bola.com.
Efek
Akan tetapi beberapa pemain sempat tumbang lantaran dampak latihan berat itu, seperti gelandang muda Vikrian Akbar Fathoni yang diketahui retak tulang kelingking. Sementara pemain lainnya seperti Dedik Setiawan dan Syaiful Indra juga pernah mengalami cedera dan kurang enak badan.
“Itu memang wajar jika ada yang cedera atau sakit. Namun saat latihan kami menekankan keras boleh. Tapi tak ada niatan mencederai pemain lain,” imbuh eks punggawa PSM Makassar tersebut.
Sebetulnya ada resiko Arema kehilangan pemain justru ketika turnamen dimulai sebab cedera. Tapi, Kuncoro yakin para pemainnya sudah paham betul batas-batas permainan keras saat latihan.
“Jika diminta untuk selalu berhati-hati saat latihan, tak diperbolehkan kontak fisik, namanya itu bukan sepakbola.”
Tidak Asal Keras
Instruksi latihan seperti ini adalah inisiatif dari tim pelatih. Kebetulan juga Kuncoro, Singgih Pitono, dan Charis Yulianto adalah eks pemain Singo Edan.
Ketika mereka masih bermain di skuad Arema, permainan keras memang mendarah daging. Namun kini mereka ingin memadukannya dengan permainan yang modern.
“Tak hanya dalam game internal saja yang selalu kami asah. Namun juga sejumlah situasi seperti penyelesaian akhir dan lainnya,” tandas Kuncoro.