Siapa tidak kenal Emmanuel Adebayor. Pria yang sempat bermain di Liga Primer Inggris itu punya berbagai kisah yang mengundang diskusi, selain penampilannya yang apik.
Selepas menemubus skuat inti Metz di Ligue 1, dia jadi incaran beberapa tim besar Eropa. Arsenal jadi klub yang beruntung, serta menilai Adebayor pantas menjadi pemain bintang masadepan Meriam London.
Penggemar Arsenal menyambut hangat kehadiran Adebayor. Mereka juga pernah berharap dia dapat melanjutkan perjalanan Nwankwo Kanu. Karirnya dengan The Gunners berjalan cukup terjal. Dalam satu sisi, dia memperlihatkan kualitas sebagai striker mematikan, namun sering bermasalah.
Setelah ‘kabur’ dari Arsenal, Adebayor menuai beberapa kontroversi. Hal itu terjadi saat ia dinilai kurang sopan membuat selebrasi setelah menjebol gawang Arsenal di Liga Primer Inggris.
Awal Konfrontasi
Konflik itu dimulai dari pertandingan Manchester City melawan Arsenal di musim 200/10. Saat itu, Adebayor menjebol gawang The Gunners lewat tanduka.
Setelahnya, dia langsung berlari. Tapi, selebrasi itu bukan kepada pendukung The Cityzen, malah di depan tribun yang berisikan fans Arsenal.
Dia bergembira di depan penggemar Arsenal, serta itu membuat publik The Gunners marah bukan main. Mereka menilai Adebayor sudah melakukan pelecehan, provokasi dan tidak menghargai sepak terjang saat ada di London.
Di sepanjang laga, Adebayor dituduh melakukan perbuatan yang tak menyenangkan kepada beberapa mantan rekannya. Fabregas dan Van Persie menuduh dia berupaya menginjak kaki, sedangkan Alexander Song mengatakan jika Adebayor menampar mukanya.
Tidak Berguna
Balik lagi ke selebrasi. Adebayor mengundang kemarahan fans Meriam London, akhirnya para fans itu melemparkan beberapa benda, mulai dari koin, botol, sampai kursi. Adebayor mendapatkan hadiah kartu kuning setelah selebrasi itu.
Semenjak saat itu, pembicaraan tentang keputusan selebrasi Emmanuel Adebayor jadi semakin panas. Tapi sayangnya, karir Adebayor di Etihad Stadium juga tidak berlangsung lama.
Dia harus pindah dari Liga Primer Inggris ke Real Madrid. Setelahnya, dia pernah datang ke Tottenham. Awal bencana di The Cityzen terjadi saat Edin Dzeko datang serta tampil lebih bersinar.
