Jurgen Klopp terlihat frustasi selepas menyaksikan kesebelasan lapis keduanya kalah atas Arsenal lewat adu penalti pada putaran ke-4 Piala Liga Inggris, di Anfield, Jumat 2 Oktober 2020.
Menurutnya, The Reds tak ada dalam negeri impian, sehingga merasa pantas kalah lantaran tidak dapat menciptakan gol dalam waktu normal dan dihukum lewat adu penalti.
Laga itu diselesaikan lewat drama penati seleps sampai 90 menit skor masih 0-0. Dalam penalti tersebut, akhirnya The Gunners menang 5-4.
Jurgen Klopp melihat klub arahannya mengalahkan Arsenal dengan skor 3-1 di stadion yang serupa di pentas Liga Primer Inggris, akhir pekan kemarin, namun memilih merubah komposisi skuadnya demi menyiasati jadwal yang padat.
Beberapa pemain seperti Takumi Minamino, Diogo Jota, Curtis Jones, Marko Grujic, dan Neco Williams masuk dalam pemain utama. Liverpool mempunyai peluang yang lebih bagus daripada Arsenal.
Virgil van Dijk dan Jota sempat mengancam gawang tim tamu, namun gagal melewati hadangan Bernd Leno. Akhirnya pertandingan diselesaikan lewat adu penalti serta Arsenal jadi kubu yang tersenyum di akhir laga.
Tak ada Kreativitas
Klopp mengaku cukup puas dengan penampilan para pemain cadangan, khususnya dalam kegigihan serta membangun permainan. Tapi, pelatih asal Jerman tersebut merasa kecewa dengan kurangnya lini kreativitas timnya pada sepertiga akhir pertahanan lawan.
āBila ada pemenangan saat 90 menit, kami akan jadi pemenang. Namun, kami tidak ada di negeri mimpi. Kamu harus mencetak gol,ā ujar Jurgen Klopp setelah pertandingan, seperti dikutip ESPN.
āAku menyukai mayoritas dari laga ini. Aku melihat performa yang baik, berbagai hal yang kita sukai di lapangan ketika kamu menggunakan kostum yang bagus ini. Drama penalti memang rumit, semua pihak tahu itu,ā imbuh Klopp.
Hanya Kurang Mencetak Gol
Ketika ditanya apa hal yang kurang dari permainan Liverpool, Jurgen Klopp memberikan jawaban simpel.
āGol. Sangat banyak hal berbeda saat kamu mencampurnya pada posisi yang menentukan. Aku menyukai apa yang dilakukan pemain. Ada sangat banyak performa individu yang baik. Tapi disini dan disana kita lemah dalam umpan akhir,ā tandasnya.