Arema FC sangat menyayangkan penundaan Liga 1 2020. Karena, mereka telah melakukan segala persiapan yang boleh dibilang cukup matang untuk bisa tampil pada akhir pekan nanti menghadapi Persija Jakarta, Sabtu 3 Oktober 2020.
Seperti diketahui bahwa Liga 1 2020 akhirnya ditunda karena tidak mendapatkan izin dari pihak Polri. Federasi Sepakbola Indonesia [PSSI] berharap bahwa liga dapat kembali digelar dalam satu bulan mendatang.
Terlebih lagi, lewat sepakbola, klub berjuluk Singo Edan beserta tim-tim Liga 1 yang lain juga merangkul kampanye hidup sehat serta menjalankan protokol kesehatan seoptimal mungkin.
“Untuk Arema FC, kami sungguh prihatin dengan ditundanya kompetisi. Kampanye untuk menjalankan protokol kesehatan serta hidup sehat tertunda kembali. Termasuk juga menggerakkan potensi ekonomi melalui sepakbola kembali terhambat,” ujar Sudarmaji selaku Media Officer Arema FC.
Harapan
Singo Edan melihat berbagai pihak yang menggantungkan hidupnya kepada sepakbola. Hasrat para pemain untuk dapat merasakan kembali atmosfer laga juga tidak dapat dilampiaskan.
“Kami sangat menyambut baik saat Satgas Penanganan Covid-19 memberi izin pagelaran Liga 1 2020 dengan kepatuhan serta disiplin protokol kesehatan.”
“Akan tetapi kendala izin dari pihak kepolisian muncul saat kami telah melakukan segala persiapan. Harapannya adalah, ada gaya komunikasi yang nantinya dibangun. Yaitu memberikan ruang saran serta masukan terhadap Kepolisian, terhadap stake holder sepakbola kita tentang bagaimana jalan tengahnya,” imbuh Sudarmaji.
Ambil Hikmahnya
Arema FC mengambil hikmah dibalik keputusan yang diambil PSSI tersebut. Mereka baru merekrut pelatih serta pemain anyar, yaitu Caio Ruan [bek] asal Brasil dan Carlos Oliveira [pelatih].
“Hikmahnya, setidaknya ada cukup waktu kembali buat pemain dan pelatih baru demi melakukan persiapan serta beradaptasi. Berikutnya, kami bakal melakukan diskusi dengan pelatih serta pemain perihal program kedepannya. Juga menunggu arasan dari PT Liga Indonesia baru [operator liga] dan PSSI.”
Tapi ada kekecewaan lain tentu saja yang perlu dipikirkan. Bagaimana suporter yang tak sabar memperoleh hiburan dari layar kaca kembali tertunda.
“Pecinta sepakbola bermimpi mendapat hiburan ditengah wabah virus Covid-19. Mereka siap menjaga kepatuhan. Nyatanya batal digelar,” tandas Sudarmaji.
