Beritabola.News – Ada satu alasan kenapa Simone Inzaghi dijuluki sebagai ‘Spesialis Turnamen’. Itu karena sang manajer memang begitu mematikan setiap kali membawa timnya mengarungi turnamen tertentu.
Baru-baru ini, julukan tersebut kembali terbukti. Inter Milan yang dalam performa inkonsisten di Liga Italia 2022/2023 justru sudah merengkuh dua trofi di musim yang sama.
Gelar pertama datang dari Supercoppa Italia, gelar kedua atau yang baru saja diperoleh adalah Coppa Italia. Di partai final, Inter menundukkan Fiorentina dengan skor 2-1 di Stadion Olimpico, Kamis (25/5/2023) WIB.
“Kami sempat memiliki pendekatan yang salah di pertandingan ini. Tetapi pemain bereaksi cukup bagus untuk membalikkan situasi dan mencetak dua gol,” tutur Inzaghi kepada SportMediaset.
Back-to-back Juara
Kesuksesan Inter menjuarai Coppa Italia 2022/2023 terbilang spesial. Sebab, Nerazzurri mencatatkan back-to-back juara.
Inter sukses mempertahankan gelar juara yang diraih pada musim 2021/2022. Dan manajer yang membawa Inter melakukannya adalah Inzaghi itu sendiri.
“Saya senang kami bisa mengalahkan tim yang bagus. Kami mempertahankan status juara ini dari musim lalu,” kata Inzaghi.
Ini jadi trofi keempat yang dipersembahkan Inzaghi kepada Inter sejak pertama kali ditunjuk jadi manajer pada 2021 lalu. Dua trofi lain datang dari Coppa Italia.
Tujuh Final Terakhir Dimenangkan
Jika melihat rekam jejak Inzaghi, juara di kedua kompetisi domestik tersebut sudah jadi hal yang lumrah. Dulu saat masih mengasuh Lazio, Inzaghi juga menorehkan prestasi nyaris serupa.
Inzaghi membawa Lazio juara Supercoppa pada tahun 2017 dan 2019. Di sela-sela tahun tersebut atau musim 2018/2019, pria berusia 47 tahun ini juga mempersembahkan Coppa Italia untuk Lazio.
Dengan demikian, dari total delapan final terakhir yang dimainkannya, tujuh di antaranya keluar sebagai juara. Satu-satunya final yang gagal dimenangkan olehnya adalah Coppa Italia 2016/2017 bersama Lazio.
Selanjutnya Liga Champions?
Julukan dan mungkin keberuntungan Inzaghi akan diuji lagi dalam waktu dekat. Pentasnya lebih besar dari Coppa Italia dan Supercoppa, yaitu final Liga Champions.
Inter sendiri terakhir kali memenangkan Si Kuping Lebar pada 2009/2010 lalu. Secara sejarah, Inter sangat mungkin merengkuhnya kembali. Namun jika dilihat secara realistis, lawan yang dihadapi Inter adalah Manchester City racikan Josep Guardiola.
Ya, walaupun pendukung Inter mencoba untuk tidak terlalu berharap, tetapi kemenangan dalam empat final terakhir membuat mereka sulit untuk tidak berharap. Pertanyaannya, mampukah Inzaghi melanjutkan tuahnya dengan membawa Inter jadi juara Liga Champions?
“Sekarang kami harus fokus dulu ke pertandingan di liga, baru kemudian Istanbul [lokasi final Liga Champions],” ucap sang manajer.
