Gelandang Madura United, David Laly telah mempersiapkan semuanya di masa depan saat ia memutuskan gantung sepatu suatu hari nanti. Bahkan ada 2 pekerjaan yang rencananya akan dijalani oleh pemain yang sempat bermain di Liga Malaysia tersebut.
Jadi pelatih adalah cita-cita yang paling utama untuk David Laly bila dia memutuskan pensiun. Opsi tersebut sudah ada dalam benaknya bahkan semenjak memulai karirnya sebagai pesepakbola.
Saat bermain di Malaysia, David Laly hingga mengambil peluang untuk menjalani kursus kepelatihan sepakbola usia muda.
Dua Keinginan
Setelah selesai bermain sepakbola, aku akan tetap menjadi seorang pelatih. Itu sudah harga mati, semenjak aku masih kecil aku ingin sekali jadi pelatih. Aku sudah mendapatkan lisensi untuk sepakbola usia muda, saya mengambil itu di Malaysia. Rencananya pada tahun ini ingin ambil lisensi C,â ungkap David Laly seperti dikutip dari Bola.com.
Selain itu juga, David berencana untuk membagi waktunya dengan menjadi produser musik rohani [Kristen]. Hal tersebut dilakukan pemain Madura United ini supaya dapat merasa dekat dengan sang pencipta serta memperlancar ibadahnya.
Alasan Ingin Jadi Produser
Sama halnya jika ingin jadi pelatih, dimana tiap orang perlu menjalani tes lebih dahulu, David Lalu menyatakan untuk jadi produser musim juga wajib menjalani sekolah musik.
âSebetulnya tujuan saya ialah mengikuti kelas musik hanya untuk menggunakan ide musim yang aku punyai dari sebuah lagu yang aku ciptakan. Intinya seperti itu sebab yang mengerjakan proses akhirnya adalah orang lain yang justru lebih memahami.â
âTerkadang, selera musik yang aku inginkan sulit sekali dipahami jika semuanya dikerjakan oleh orang lain. Jadi aku ingin jadi produsernya,â ungkapnya.
David berharap kedua pekerjaan itu dapat menjadi kegiatan rutin saat dia memilih pensiun. Kini, tentunya dia harus fokus kembali untuk mempersiapkan diri membela tim Laskar Sapeh Kerab di Liga 1 2020.
âSaya harap kedua pekerjaan tersebut dapat berjalan mulus nantinya. Saya selalu berusaha, namun biar Tuhan yang menentukan,â tandas David Laly menutup pembicaraan.
